Sebagai
salah satu indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah meningkatnya daya
beli masyarakat terhadap kendaraan. Data penjualan mobil di tahun 2011 mencapai
865.000 unit dan penjualan motor mencapai 8.000.000 unit. Bila dilihat dari sudut
pandang ekonomi, hal ini tentu membanggakan. Tapi bila dipandang dari sudut
rasa nasionalisme, tidak ada yang bisa dibanggakan, karena dari 107.000.000
unit total populasi kendaraan bermotor, tidak ada satupun hasil karya anak
bangsa ini.
Keterlenaan
yang sedemikian lama tiba-tiba dikejutkan oleh gelombang perubahan baru yang
bernama Dahlan Iskan, anak kampung dari Magetan ini tampil ke depan
mengikrarkan diri akan membuat MOBNAS dan menjadikan mobil nasional sebagai
bagian dari industri strategis. Mobil listrik adalah mobil yang digerakkan
dengan motor listrik, menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai
atau tempat penyimpan energi lainnya.
Dalam
tragedi kecelakaan Tucuxi dan berbagai permasalahan yang dihadapi Dahlan Iskan
dalam percobaan mobil listrik tidak membuatnya gentar dalam mengembangkan
proyek mobil listrik nasional. Keyakinan yang kuat dari Dahlan Iskan itu timbul
karena beliau sangat yakin bahwa mobil listrik dapat berkembang pesat suatu
hari nanti, sebagai mobil yang menggunakan tenaga alternatif selain bahan bakar
minyak.
Dahlan
Iskan menegaskan, “Saya sangat yakin bahwa mobil listrik ini dapat terus
berkembang pesat di kemudian hari,” saat konferensi pers di TIM, Jakarta Pusat
mengenai kasus Tucuxi, selasa 8 Januari 2013. Dahlan Iskan sangat yakin bahwa
Indonesia bisa maju dan bersaing pada perkembangan mobil listrik. Dahlan Iskan
menambahkan, “Jika kita mengembangkan mobil dengan mesin konvensional, maka
kita sudah ketinggalan sangat jauh dari negara-negara lain seperti Jepang atau
Eropa.
“Indonesia
dapat bersaing dengan negara-negara maju dalam industri kendaraan seperti
Jepang dan Eropa karena mobil listrik juga baru dikembangkan di negara-negara
tersebut” , ungkap dahlan Iskan.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar