Senin, 28 Januari 2013

Dampak Banjir Terhadap Perekonomian




Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengatakan, banjir yang melanda Jakarta sepekan ini telah menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi. Biaya bencana yang ditanggung untuk sekadar menyediakan makan bagi para pengungsi pun mencapai Rp 1 miliar lebih.
Sofjan menegaskan, tak bergeraknya roda ekonomi di Jakarta akibat bencana banjir menyebabkan kerugian lebih dari Rp 1 triliun. Aktivitas perdagangan menjadi tidak berjalan, dan kawasan Industri Pulogadung juga ikut lumpuh karena tak memperoleh suplai listrik akibat gardu listrik terendam banjir.
Negara importir pun, katanya, mulai mempertanyakan kapan Jakarta bisa pulih, karena ini sangat terkait dengan kegiatan ekspor komoditas keluar negeri dari seluruh daerah di Indonesia yang bertumpu di Jakarta.
Selain menimbulkan kerugian, banjir di ibukota juga menyebabkan inflasi. Bank Indonesia (BI) memperkirakan banjir yang terjadi di Jakarta pada Kamis (17/1/2013) lalu akan menyebabkan inflasi sedikit melonjak. Bahkan nilainya bisa meningkat di atas ekspektasi semula.
"Inflasi banjir tentu ada pengaruhnya tapi tidak nasional. Diukur dari rata-rata, ada banyak daerah di Indonesia," kata Darmin saat ditemui di Rapat Kerja Pemerintah 2013 di Jakarta Convention Center, Senin (28/1/2013).
Menurut Darmin, sebelum ada banjir, diperkirakan inflasi Januari 2013 hanya 0,9 persen. Namun, dengan adanya banjir menjadi 1,1 persen. "Mudah-mudahan tidak sampai 1,2 persen," tambahnya. Sekadar catatan, banjir yang melanda DKI Jakarta pada Kamis (17/1/2013) lalu menyebabkan kerugian para pengusaha hingga individu. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bahkan memperkirakan kerugian pengusaha di Jakarta mencapai Rp 2 triliun. Sementara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memperkirakan kerugiannya mencapai Rp 200 triliun.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar