Ketua Asosiasi
Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengatakan, banjir yang melanda Jakarta
sepekan ini telah menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi. Biaya bencana
yang ditanggung untuk sekadar menyediakan makan bagi para pengungsi pun
mencapai Rp 1 miliar lebih.
Sofjan menegaskan, tak
bergeraknya roda ekonomi di Jakarta akibat bencana banjir menyebabkan kerugian
lebih dari Rp 1 triliun. Aktivitas perdagangan menjadi tidak berjalan, dan
kawasan Industri Pulogadung juga ikut lumpuh karena tak memperoleh suplai
listrik akibat gardu listrik terendam banjir.
Negara importir pun,
katanya, mulai mempertanyakan kapan Jakarta bisa pulih, karena ini sangat
terkait dengan kegiatan ekspor komoditas keluar negeri dari seluruh daerah di
Indonesia yang bertumpu di Jakarta.
Selain menimbulkan
kerugian, banjir di ibukota juga menyebabkan inflasi. Bank Indonesia (BI)
memperkirakan banjir yang terjadi di Jakarta pada Kamis (17/1/2013) lalu akan
menyebabkan inflasi sedikit melonjak. Bahkan nilainya bisa meningkat di atas
ekspektasi semula.
"Inflasi banjir tentu ada pengaruhnya tapi
tidak nasional. Diukur dari rata-rata, ada banyak daerah di Indonesia,"
kata Darmin saat ditemui di Rapat Kerja Pemerintah 2013 di Jakarta Convention
Center, Senin (28/1/2013).
Menurut Darmin, sebelum
ada banjir, diperkirakan inflasi Januari 2013 hanya 0,9 persen. Namun, dengan
adanya banjir menjadi 1,1 persen. "Mudah-mudahan tidak sampai 1,2
persen," tambahnya. Sekadar catatan, banjir yang melanda DKI Jakarta pada
Kamis (17/1/2013) lalu menyebabkan kerugian para pengusaha hingga individu.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bahkan memperkirakan kerugian pengusaha
di Jakarta mencapai Rp 2 triliun. Sementara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
memperkirakan kerugiannya mencapai Rp 200 triliun.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar