Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan
kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Tujuan analisis keuangan adalah untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu dan untuk menilai apakah kinerjanya
dapat dipertahankan. Terdapat dua alat penting dalam melakukan analisis
keuangan :
a. Analisis
Rasio
Analisis ini mencakup perbandingan
rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama,
perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiscal yang
lain dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku.
b. Analisis
arus kas berfokus pada laporan arus kas, yang memberikan informasi mengenai
arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi
aktivitas operasi, investassi dan pendanaan serta pengungkapan mengenai
aktivitas investasi dan pendanaan non kas
secara periodik.
Analisis rasio mencakup perbandingan rasio
antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama,
perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiskal yang
lain, dan perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku. Analisis ini
memberikan masukan terhadap derajat perbandingan dan relatif pentingnya pos-pos
laporan keuangan dan dapat membantu dalam mengevaluasi efektifitas kebijakan
operasi, investasi, pendanaan dan retensi laba yang diambil manajemen.
Kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan
menganalisis laporan keuangan, yang mencakup perbandingan kinerja perusahaan
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan
posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Teknik analisis yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah melalui analisis rasio.
Menurut
(Munawir, 2007:30) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan:
1. Likuiditas,
yang mampu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Meliputi cash ratio, current ratio,
acid test ratio atau quick ratio.
2. Solvabilitas,
yang mampu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang. Meliputi debt equity ratio dan debt ratio.
3. Rentabilitas
atau profitabilitas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Meliputi net profit margin, return on investment,
return on equity, return on assets, earning per share.
4. Stabilitas
ekonomi, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan
stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
beban bunga dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur
tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
Ada dua masalah yang harus dibahas ketika melakukan
analisis rasio dalam lingkungan internasional :
1. Apakah
perbedaan lintas Negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang
signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari
Negara yang berbeda?
2. Seberapa
jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan ekonomi local memperngaruhi
interpertasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan, meskipun pengukuran akuntansi
dari negeri yang berbeda disajikan ulang agar tercapai “ daya banding
akuntansi”? Sejumlah bukti yang kuat menunjukkan adanya perberdaan besar
antarnegara dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan
keuangan lainnya yang berasal dari factor akuntansi dan non akuntansi.
3. Seberapa
besar perbedaan dalam pos-pos laporan keuangan disebabkan oleh perbedaan
prinsip-prinsip akuntansi nasional ? Ratusan perusahaan non AS yang mencatatkan
saham di Bursa-bursa efek AS melakukan pengungkapan rekonsiliasi berupa catatan
kaki yang memberikan bukti terhadap pernyataan ini, setidaknya dalam konteks
perbedaan antara nilai akuntansi berdasarkan GAAP AS dan berdasarkan GAAP non
AS.
4. Suatu
penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi laporan keuangan oleh emiten asing
yang disusun oleh SEC cukup informasi. Sekitar separuh dari 528 emiten non AS
yang diteliti mengungkapkan perbedaan yang material antara laba yang dilaporkan
laporan keuangannya mereka dengan laba bersih menurut GAAP AS. Lima jenis
perbedaan laporan keuangan yang diungkapkan oleh sejumlah besar emiten adalah :
·
Depresiasi dan amortisasi
·
Biaya yang ditangguhkan
·
Pajak tangguhan
·
Pensiun
·
Transaksi mata uang asing
Laporan arus kas yang sangat mendetal sangat
diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP Inggris, IFRS, dan standar akuntansi di
sejumlah Negara yang jumlahnya semakin bertambah. Ukuran-ukuran yang berkaitan
dengan arus kas sangat bermanfaat khusunya dalam analisis internasional karena
tidak telalu dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi, bila dibandingkan
dengan ukuran-ukuran berbasis laba Apabila laporan arus kas tidak disajikan,
sering kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus kas dari operasi dan
ukuran arus kas lainya dengan menyelesaikan laba berbasis actual.
Untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas
Negara, beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut
sekelompok prinsip yang diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar
lain yang lebih umum. Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap
atas praktik akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan membatasinya analisis
mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.
Referensi:
Choi
D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU
2. Jakarta : Salemba Empat.
Munawir.
2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar