Saya akan mereview jurnal "Pengaruh
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009)"
1.
PENDAHULUAN
Penerapan dan pengelolaan corporate
governance yang baik atau yang lebih dikenal dengan good corporate
governance merupakan sebuah konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang
saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu. Selain
itu juga menunjukkan kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan (disclosure)
semua informasi kinerja keuangan perusahaan secara akurat, tepat waktu dan
transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus
memandang good corporate governance (GCG) bukan sebagai aksesoris
belaka, tetapi sebagai upaya peningkatan kinerja dan nilai perusahaan (Tjager,
2003 dalam Darmawati 2004).
Good Corporate
Governance atau tata kelola perusahaan yang baik
membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan
diantara elemen dalam perusahaan (Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan para
pemegang saham) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam paradigma
ini, Dewan Komisaris berada pada posisi untuk memastikan bahwa manajemen telah
benar-benar bekerja demi kepentingan perusahaan sesuai strategi yang telah
ditetapkan serta menjaga kepentingan para pemegang saham, yaitu untuk
meningkatkan nilai ekonomis perusahaan. Demikian juga Komite Audit mempunyai
peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas
proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem
pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya Good Corporate
Governance.
Corporate governance pada
industri perbankan di negara berkembang seperti halnya Indonesia pada pasca
krisis keuangan menjadi semakin penting mengingat beberapa hal. Pertama, bank
menduduki posisi dominan dalam sistem ekonomi, khususnya sebagai mesin
pertumbuhan ekonomi (King dan Levine, 1993). Kedua, di negara yang ditandai
oleh pasar modal yang belum berkembang, bank berperan utama bagi sumber
pembiayaan perusahaan. Ketiga, bank merupakan lembaga pokok dalam mobilisasi
simpanan nasional. Keempat, liberalisasi sistem perbankan baik melalui privatisasi
maupun deregulasi ekonomi menyebabkan manajer bank memiliki keleluasaan yang
lebih besar dalam menjalankan operasi bank (Arun, Turner, 2003 dalam Supriyatno
2006).
Dalam penelitian ini akan
menganalisis pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap kinerja keuangan
dengan research question sebagai berikut :
1.
Bagaimana aktivitas dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
2.
Bagaimana dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
3.
Bagaimana dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
4.
Bagaimana komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
2.
VARIABEL PENELITIAN DAN UKURANNYA
1. Kinerja
Keuangan (Y)
Kinerja keuangan merefleksikan
kinerja fundamental perusahaan. Kinerja keuangan diukur dengan data fundamental
perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan. Kinerja keuangan dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan cash flow return on asset (CFROA).
CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi dibagi
dengan total aktiva.
2. Aktifitas
Dewan Komisaris (X1)
Aktifitas dewan komisaris merupakan
jumlah rapat dewan komisaris perusahaan (Beiner et al, 2003). Dewan komisaris
bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan manajemen, dan memberikan
nasehat kepada manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris (KNKG,
2004). Aktifitas dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator jumlah
rapat dewan komisaris suatu perusahaan.
H1 : Aktifitas (rapat) dewan komisaris berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan.
3. Dewan
Direksi (X2)
Direksi sebagai organ perusahaan
bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan.
Jumlah anggota direksi disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap
memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan
cepat serta bertindak independen. Dewan Direksi diukur dengan jumlah anggota
Dewan Direksi.
H2 : Ukuran dewan direksi
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
4. Dewan
Komisaris Independen (X3)
Komisaris independen adalah anggota
dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan
komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan
bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan
(Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2004). Proporsi dewan komisaris
independen diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota dewan
komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan
komisaris perusahaan.
H3: Ukuran dewan komisaris
independen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
5. Komite
Audit (X4)
Komite
audit bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit
eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal)
dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba
(earnings management) dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan
pengawasan pada audit eksternal. Komite audit diukur dengan jumlah anggota
komite audit.
H4
: Keberadaan komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
3.
CARA PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank periode 2007-2009 yang
dipublikasikan untuk umum serta tercantum dalam Direktori Perbankan yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia. Data penelitian yang mencakup data periode
2007-2009 dipandang cukup mewakili kondisi perbankan di Indonesia pada saat itu
dan indikator-indikator keuangan perbankan pada periode itu.
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data dokumentasi yaitu data sekunder yang berupa anual report bank
yang go publik dan yang dipublikasikan. Data laporan keuangan data cross
section dari semua jenis bank yang diambil dan data time series untuk tahun
2007-2009.
4.
TEKNIK ANALISIS DATA
Uji
Asumsi Klasik
Pengolahan data dalam penelitian
ini menggunakan metode polling yaitu kombinasi data time series dan
data cross-section. Pengolahan data dengan metode polling menggunakan
persamaan regresi berganda. Pada saat dilakukan uji asumsi klasik model dalam
penelitian bisa mengalami permasalahan uji asumsi klasik, untuk mengatasinya
maka dilakukan screening data dengan menghilangkan beberapa outlier (Ghozali,
2006).
a. Uji
Normalitas
Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa
data terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 0,548 dan signifikansi pada 0,925 yang lebih besar dari 0,05 yang
mendukung uji normalitas dengan grafik.
b. Uji
Multikolinieritas
Suatu model regresi dinyatakan
bebas dari multikolinearitas jika mempunyai nilai Tolerance lebih besar dari
0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa
semua variabel independen memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan
nilai VIF jauh di bawah angka 10. Hal ini menunjukkan dalam model ini tidak
terjadi multikolinieritas.
c. Uji
Autokorelasi
Berdasarkan hasil analisis regresi
pada data perusahaan perbankan nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,022. Besarnya
DW-tabel: dl (batas luar) = 1,345; du (batas dalam) = 1,720; 4 – du = 2,28; dan
4 – dl = 2,655. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji DW menunjukkan
bahwa DW terletak pada daerah tidak ada autokorelasi.
d.
Uji Heterokedastisitas
Analisis
Regresi Berganda
a.
Koefisien determinasi (R2)
Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu aktivitas
dewan komisaris, dewan direksi, dewan komisaris independen dan komite audit
terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan (CFROA) yang dapat
diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 31,1% sedangkan sisanya
sebesar 68,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model regresi.
b. Uji F
Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar
6,089 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Karena probabilitas jauh lebih
kecil dari 0,05 atau 5%, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
kinerja keuangan (CFROA) atau dapat dikatakan bahwa aktivitas dewan komisaris,
dewan direksi, dewan komisaris independen dan komite audit secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (CFROA).
c.
Uji t
KK = 0,174 + 0,001 ADK - 0,007 DD –
0,000557 DKI + 0,007 KA
5.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan bahwa variabel aktivitas dewan komisaris berpengaruh positif dan
signifikan, dewan direksi berpengaruh negatif dan signifikan, dewan komisaris
independen berpengaruh negatif dan signifikan, dan komite audit berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan yang diproksikan melalui CFROA.
6.
PENDAPAT
Menurut saya untuk meningkatkan
kinerja perbankan, perlu memperhatikan kompetensi yang dimiliki yang
berhubungan dengan profesionalitas personal dalam bidangnya. Informasi yang
diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam rangka meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Diharapkan manajemen perusahaan mampu menjalankan GCG secara lebih
baik dan konsisten, sehingga skor GCG akan tinggi dan mengakibatkan tingkat
profitabilitas perusahaan yang tinggi. Dari skor pemeringkatan GCG yang tinggi
akan menarik investor untuk menanamkan dananya. Untuk memperoleh hasil
penelitian yang lebih baik, penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode
penelitian.
Sumber :
Dyah, Lestari Ekowati. PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN. (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009). Diakses pada tanggal
26-11-13 pukul 20.10